Beritaline.id – Pengrajin anyaman tikar tradisional di Desa Ona, Kecamatan Sulabesi Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, saat ini sangat membutuhkan perhatian khusus.
Pasalnya, produk anyaman tikar wajah kearifan lokal dan juga warisan leluhur serta sumber penghasilan warga Desa Ona tersebut, tidak mendapatkan tempat untuk dipasarkan.
Hal inipun membuat Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan Integratif (KKLI) asal STAI Babussalam Kabupaten Sula, angkatan Ke-VIII, ikut prihatin serta mempromosikan produk tikar tersebut melalui media sosial.
Salah satu mahasiswa KKLI, Ramli Umanailo, kepada media BeritaLine.id mengatakan, potensi warga di Desa Ona tersebut seharusya mendapatkan perhatian dari pemerintah, mengingat anyaman tikar tradisional itu merupakan budaya di daerah tersebut.
“Untuk potensi Desa Desa Ona Kami lebih tertarik dengan pembuatan anyaman tikar tradisional. Dari sekian banyak potensi, anyaman tikar ini dapat memberdayakan warga untuk memenuhi kebutuhan,” kata Ramli, Senin (7/6/2021).
Bahkan Ramli juga berharap, pemerintah setempat dapat mengembangkan potensi para pengrajin anyaman tikar tradisional itu, dengan memberikan perhatian khusus.
“Kami berharap kegiatan ibu-ibu pengrajin tikar ini harus diprogramkan dan dikembangkan melalui Pemerintah Desa, dengan mengupayakan harus membangun mitra dengan instansi terkait, agar produk tikar dari ibu-ibu pengrajin ini bisa di pasarkan,” harapnya.
Sementara itu Kordinator Pengrajin Tikar Tradisional di Desa Ona, Aini menuturkan, kehadiran Mahasiswa KKLI STAI Babussalam Kabupaten Sula sangat membantu, sebab mereka berupaya mengembangkan hasil karya para pengrajin tikar agar mendapatkan perhatian khusus.
Bahkan Aini juga mengatakan, bantuan dari mahasiswa tersebut sangat membantu untuk mengembalikan warisan budaya serta kearifan lokal di Kabupaten Sula.
“Kami cukup senang ketika ada anak muda seperti mahasiswa mau belajar membuat tikar tradisional. Ini sangat penting karena mereka dapat mewarisi dan mengembangkan ilmu yang kami berikan ketika kembali ke kota nanti,” tuturnya.
Lebih lanjut Aini berharap kepada Pemerintah Daerah dan Desa agar dapat mengembangkan potensi para pengrajin tikar. Tentunya, harus menyediakan pasar khusus bagi para pengrajin tikar agar produk tikar dapat dipasarkan.
“Harapan saya itu, Pemerintah Daerah khusunya Pemerintah Desa. Harus dapat memperhatikan pengrajin tikar seperti kami ini,” tutup Aini. (Mrt)
Discussion about this post